Minggu, 21 Desember 2008


Law Atraction

Artikel yang saya buat kali ini adalah penggabungan dari apa yang saya pelajari dari buku The Secret – Rhonda Byrne, dengan apa yang telah diajarkan Ayah saya.

Hukum tarik menarik adalah hukum alam, hukum ini tidak memilih (impersonal) dan tidak memandang sesuatu sebagai suatu yang buruk atau baik, ia hanya menerima pikiran kita dan memantulkannya kembali kepada kita sebagai pengalaman hidup kita. Hukum tarik menarik sekedar memberikan kepada kita hal-hal yang kita pikirkan.

Hukum tarik menarik selalu bekerja, terlepas dari apakah kita mempercayainya atau tidak.

Hukum ini bekerja sebanyak pikiran kita, setiap kali pikiran kita mengalir, hukum tarik menarik akan bekerja, ketika kita memikirkan masa lalu, hukum ini akan bekerja. Ketika kita memikirkan masa depan hukum ini juga akan bekerja, hukum ini berproses terus menerus.

Apa yang sedang kita pikirkan saat ini akan menciptakan kehidupan masa depan, kita menciptakan hidup kita dengan pikiran-pikiran kita, karena kita selalu berpikir, kita selalu mencipta, apa yang kita pikirkan atau fokuskan adalah apa yang akan muncul dalam hidup kita.

Seperti yang selalu orang tua kita katakan, “Wahai anakku, jangalah kau memikirkan hal yang tidak baik, jangalah kau ragu untuk berjalan, karena keraguan hanyalah pikiran kita, dan dari keraguan itu akan muncul suatu kegagalan.”

Saya mempunyai seorang atasan yang juga merupakan mentor saya, saya ingat satu tahun yang lalu beliau pernah bilang,”Lihat Ma…, lima tahun lagi saya akan jadi GM.” Dan benar terjadi, tiga tahun yang lalu beliau baru diangkat jadi manager, saat ini meskipun belum secara definitive tetapi secara de facto sudah menjadi GM. Hal yang luar biasa bukan?

Kita lihat berawal dari pikiran dan visi hukum tarik menarik akan bekerja, berpengaruh terhadap perilaku, kinerja yang akhirnya akan menarik hal-hal yang luar biasa. Sekali lagi, apa yang kita pikirkan, adalah apa yang akan kita wujudkan, seluruh hidup kita adalah perwujudan dari pikiran-pikiran yang berlangsung dalam benak kita. Pikiran bersifat magnetis, dan pikiran memiliki frekuensi, apa yang kita pikirkan akan dikirim ke semesta, dan segala sesuatu yang dikirimkan akan kembali ke sumbernya.

Seperti halnya saat kita sakit dan kita ke dokter, pernahkah kita sadari atau perhatikan bahwa kadang kita diberi obat yang sama oleh dokter tersebut? Karena kita percaya bahwa resep yang diberikan dokter manjur maka kita minum obat itu meskipun sebenarnya obat itu tablet gula. Apa yang terjadi? Kita sembuh kan?

Dalam dunia kedokteran ada yang namanya efek plasebo, yaitu sesuatu yang tidak berdampak dan berefek pada manusia, misalnya tablet gula. Ketika kita menerima resep dari dokter, apa yang ada dalam pikiran kita? Rasa percaya!! Menurut DR. John Demartini akal manusia/pikiran manusia (suggesti) adalah factor terbesar dalam seni penyembuhan, bahkan kadang-kadang lebih besar dari pada obat-obatan.

Salah satu cara untuk menguasai pikiran adalah belajar menenangkan akal, dalam buku The Secret yang saya baca, saya menarik kesimpulan bahwa semua orang yang ada dalam buku itu menggunakan Meditasi sebagai praktik hariannya. Dengan meditasi kita menenangkan akal, membantu mengendalikan pikiran, dan menghidupkan kembali tubuh kita dengan proses defragmentasi dalam meditasi. Meditasi tidak perlu kita lakukan lama-lama cukup tiga sampai sepuluh menit sehari.

Marilah belajar untuk hening, mengalihakan semua yang tidak kita inginkan, kemudian memvisualisasikan apa yang kita inginkan, dan tempatkan perhatian pada apa yang kita inginkan, energi micro cosmos akan mengalir kemana perhatian ditumpahkan.

Kita adalah penguasa micro cosmos, dan macro cosmos akan menjawab semua perintah micro cosmos. Janganlah tertegun oleh visual yang telah muncul, jika visual tersebut adalah yang bukan kita inginkan. Raih tanggung jawab terhadap visual tersebut, kemudian lepaskan, pikiran-pikiran baru yang seperti kita inginkan akan muncul, rasakan dan resapi visualisasi tersebut, dan bersyukurlah bahwa segalanya sudah terjadi. Itulah proses defragmentasi manusia.

Segala sesuatu adalah energi. Kita adalah energi, secara elektris kita memberi energi pada segala sesuatu ke arah kita, dan secara elektris memberi energi kita ke arah yang kita inginkan.


Diri kita adalah akibat dari apa yang sudah kita pikirkan” Sidharta Gaotama (563 – 483 SM)

Terlepas dari apakah kita berpikir BISA atau TIDAK BISA, kita benar dalam keduanya.” Henry Ford (1863-1947)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Soegeng Rawoeh Poro Sederek...