Minggu, 22 Maret 2009
Bahagiakah kita dengan hidup kita??
Namun mungkin ada kalanya kita perlu berhenti sejenak, mengambil rehat, dan melakukan kontemplasi. Sekarang tataplah screen (layar) laptop atau komputer kita. Lihatlah screen yang ada di depan Anda ini sebagai sebuah cermin…..lalu bayangkanlah, kira-kira lima tahun dari sekarang, potret apa yang tergambar dalam layar di depan kita ini.
Apakah yang tergambar dalam bayangan itu adalah figur kita sebagai seorang saudagar sukses dengan omzet bisnis ratusan juta per bulan, atau yang muncul adalah gambaran kita sebagai seorang manajer sukses bergaji 30 juta perbulan, dengan sebuah SUV nongkrong di garasi rumah? Atau yang justru tergambar di layar adalah gambaran kita sebagai seorang guru mengaji di sebuah surau kecil di kampong halaman kita, nun jauh disana, di sebuah kampung dimana segenap ambisi materi dan duniawi menjadi lenyap, karena disitu yang ada hanyalah “keheningan, kedamaian dan kebersahajaan”?
Saya tak tahu. Sungguh saya tak tahu apa yang dalam imajinasi semua orang tentang masa depan hidup yang ingin kita ukir. Namun apapun pilihan hidup masa depan kita, barangkali tetap tersisa satu hal yang layak dicatat : pilihan itu sebaiknyalah didasari oleh passion kita. Ya, passion. Atau gairah yang membuncah. Atau rajutan tekad yang menghujam di hati.
Life is too short my friends, and you know what, setelah itu kita semua akan mati. Sebab itu, mungkin yang tersisa adalah sejumput kesiasian jika sepanjang hidup, kita hanya melakoni pekerjaan yang full of bullshit. Dan bukan menekuni pekerjaan yang menjadi passion kita, tempat dimana kita bisa mereguk secangkir kebahagiaan sejati…… Tempat dimana kita selalu tak sabar menunggu hari esok tiba – karena setiap hari selalu dihiasi oleh “the beauty of meaningful work and life”. Jadi adakah hidup dan pekerjaan yang kita lakoni sekarang sudah benar-benar menjadi passion kita? Adakah kita telah menemukan secercah embun kebahagiaan dalam segenap hidup dan pekerjaan kita?
Lalu, setelah passion, barangkali ada dua elemen kunci yang juga layak di-mark : persistensi dan determinasi. Kalaulah kita sudah menemukan tujuan hidup dan pekerjaan yang menjadi passion kita, maka kejarlah impian itu dengan persisten : dengan kegigihan, dengan keuletan dan dengan ketekunan. Kita tahu, banyak orang membentur kisah kegagalan bukan karena mereka bodoh atau tak punya bakat. Bukan itu. Mereka gagal karena menyerah di tengah jalan. Quit. Berhenti dan tak mau meneruskan lagi upayanya dengan gigih. Kita semua pasti pernah mengalami kegagalan. Namun bukan berarti ini mesti membuat kita berhenti dan menyerah kalah. Orang bijak belajar dari kesalahan dan kegagalan yang mereka lakukan, dan kemudian berproses untuk kembali menemukan jalur pencapaian tujuan hidup mereka. Ditengah tantangan yang terus mengerang dan jalan kehidupan yang terjal penuh tikungan, mereka terus menderapkan kaki : sebab mereka percaya pada akhirnya, cahaya keberhasilan itu pelan-pelan bisa dinyalakan. Mereka terus berjuang dengan persisten. Dengan penuh passion.
Setelah passion dan persistensi, maka elemen terakhir yang juga harus dipeluk erat adalah ini : determinasi. Atau komitmen yang menggumpal. Atau dedikasi yang terus mengalir. Atau selalu fokus pada satu tujuan akhir yang jelas. Orang yang punya determinasi selalu percaya bahwa they create their own destiny (tentu dengan restu dari Yang Diatas). Mereka selalu percaya bahwa merekalah yang paling bertanggungjawab untuk merajut masa depan dan nasib hidup mereka sendiri. Bukan orang lain. Orang yang memiliki determinasi karenanya, tak pernah mau menyalahkan orang atau pihak lain manakala dihadang oleh segumpal tantangan hidup. Mereka lebih suka selalu menelisik akar masalah dan lalu mencoba mengukir solusi untuk menghadapi tantangan yang menghadang. Mereka juga enggan mengeluh ketika dihantam oleh berderet problem kehidupan dan beban pekerjaan yang kian menggurita. Sebab mereka percaya, mengeluh hanyalah layak untuk para pecundang. Dan sungguh, mereka tak pernah mau disebut sebagai para pecundang. Itulah tiga elemen – yakni passion, persistensi dan determinasi – yang mungkin mesti kita dekap dengan penuh kesungguhan kala kita ingin merengkuh jejak kebahagiaan dalam sejarah hidup kita yang amat pendek ini. Yang pertama, temukan passion, kegairahan sejati dalam jejak hidup yang ingin kita tapaki. Lalu, bergeraklah, bergeraklah dengan penuh persistensi. Dengan spirit kegigihan yang terus berpendar. Kemudian jalani itu semua dengan nyala determinasi yang menggumpal.
Senin, 02 Februari 2009
What is Success
Beralasan : saya masih muda, saya belum belajar, saya kurang pengalaan dan masih banyak lagi. Inilah yang menyedihkan, dia akan selalu mencari alasan terlebih dahulu sebelum Do atau Action.
Menyalahkan : menyalahkan lingkungannya, menyalahkan Negara, menyalahkan orang tuanya, bahkan menyalahkan moyangnya, karena turunan miskin maka dia pula ikut miskin, dan yang lebih buruk lagi dia menyalahkan Tuhan karena dilahirkan.
Menghakimi/membenarkan : ketika dia melihat orang lebih kaya dan sukses dari dia, dia bialng “tentu aja diakan anak orang kaya”, “terang aja diakan lulusan luar negeri, jago bahasa Inggris, koneksinya dengan anak pejabat”
Pertanyaan saya, “apakah tidak ada anak orang miskin yang tidak sukses dan kaya?” jawabanya selalu “ADA”
Tapi orang gagal akan berdalih juga “lah.. orang miskin sudah pasti sukses dia kan harus punya daya juang lebih karena miskin, sedangkan saya anak orang menengah makanya daya juang saya juga menengah”
Dari apa yang sudah saya pelajari dan alami, maaf bukannya saya narsis, tapi siapa lagi yang mau saya jadikan contoh atau kelinci percobaan kalau bukan saya sendiri, bahwa sesungguhnya KESUKSESAN bukanlah hal yang sulit, karena SUKSES itu sebenarnya sudah ada dalam diri kita, tinggal bagaimana cara kita mengolahnya, memaksimalkan potensi kita, membuat frame dalam hidup kita, kesimpulan yang saya buat “SUKSES adalah bentuk pikiran kita atau mindset otak kita”.
Mungkin bagi yang membaca tulisan saya ini langsung bilang,”Ah…ngaco kamu, yang namanya sukses itu ya punya uang banyak, mobil mewah, villa dipuncak, itulah sukses…”
Ok, semua hal di atas pasti dimiliki oleh orang yang Sukses, sekali lagi PASTI DIMILIKI OLEH ORANG YANG SUKSES, jelas bukan? saya tidak mengatakan bahwa hal di atas adalah Sukses, tapi pasti dimiliki orang yang sukses, dari sini kita melihat bahwa sukses itu bukanlah suatu materi, materi hanyalah impact atau hasil dari sukses.
Lantas apa sukses itu? Menurut saya sukses adalah “Frame pikiran kita, keyakinan teguh yang akan menjadi dasar suatu perwujudan interprestasi personal” sukses tidak memilih, sukses dimiliki semua manusia, karena kita dikaruniai Allah pikiran dan naluri.
Sekarang kita buktikan, semua hal yang diciptakan manusia mulai dari kentongan sampai telepon selular, mulai dari sepeda kumbang hingga mobil Ferrari, semua berawal dari impian dan pikiran manusia, keyakinan manusia untuk menciptakan sesuatu yang berguna.
Begitu juga dalam dunia kerja, kalau kita selalu berpikir bahwa kita akan selalu bisa menyelesaikan peerjaan kita, maka semuanya akan dapat kita kerjakan, karena dari pikiran otak kita yang mengatakan bahwa “saya bisa” akan memberikan rangsangan-rangsangan positif ke semua saraf ditubuh kita hingga kita bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut, nah… baru setelah itu akan muncul impact sukses, kita akan dinilai baik oleh perusahaan karena kinerja kita, dari penilaian itu maka tidak menutup kemungkinan gaji kita dinaikkan atau bahkan jabatan kita naik. Dari kenaikan gaji dan jabatan apakah kita tidak bisa memiliki banyak uang dan mobil mewah?
Rahasia yang paling hebat dialam semesta adalah Pikiran, dari pikiran kita dapat membuatnya menjadi kenyataan. “ What I wish become my command” apa yang saya ingini adalah perintah bagi diri saya untuk mewujudkannya.
Nah… dari tulisan saya di atas, saya akan bertanya? “Apakah kita orang sukses? Apakah sukses dapat dimiliki semua orang? Bahkan orang cacat sekalipun?”
Jawabannya ada dalam pikiran kita sendiri. Otak kita adalah magnet, pikiran dari otak kita akan menarik semua hal yang kita pikirkan dan akan mewujudkannya. Pikiran dan perasaan yang positif akan memproyeksikan diri yang sukses ke luar, janganlah memberikan pikiran negative dalam diri kita, janganlah mengatakan pada diri kita “saya tidak mampu, saya orang bodoh”, karena hal itu akan berpengaruh pada pikiran kita.
Selamat bermain dengan pikiran anda..
Jumat, 02 Januari 2009
CONCENTRATION,
THE SILENT FORCE THAT PRODUCES RESULTS IN ALL
When I walk along the street and study the different people's faces I can tell how they spent their lives. It all shows in their faces, just like a mirror reflects their physical countenances. In looking in those faces I cannot help thinking how most of the people we see have wasted their lives. The understanding of the power of thought will awaken possibilities within us that we never dreamed of.
You have concentrated within powers that if developed will bring our happiness greater than we can even imagine. Most people go rushing through life, literally driving away the very things they seek. By concentration we can revolutionize our life, accomplish infinitely more and without a great effort. Look within our self and we will find the greatest machine ever made.
In order to speak wisely we must secure at least a partial concentration of the faculties and forces upon the subject at hand. Speech interferes with the focusing powers of the mind, as it withdraws the attention to the external and therefore is hardly to be compared with that deep silence of the subconscious mind, where deep thoughts and the silent forces of high potency are evolved. It is necessary to be silent before you can speak wisely. The person that is really alert and well poised and able to speak wisely under trying circumstances, is the person that has practiced in the silence. Most people do not know what the silence is and think it is easy to go into the silence, but this is not so. In the real silence we become attached to that interior law and the forces become silent, because they are in a state of high potency, or beyond the vibratory sounds to which our external ears are attuned. He who desires to become above the ordinary should open up for himself the interior channels which lead to the absolute law of the omnipotent.
We can only do this by persistently and intelligently practicing thought concentration. Hold the thought:
In silence I will allow my higher self to have complete control.
I will be true to my higher self.
I will live true to my conception of what is right.
I realize that it is to my self interest to live up to my best.
I demand wisdom so that I may act wisely for myself and others.
Selasa, 23 Desember 2008
MALAIKATKU... IBUKU...
Suatu ketika di surga yang teramat indah, di mana semua mahluk berjejer dan bersiap untuk diturunkan dibumi menurut titah dari Tuhan.
Pada barisan itu ada seorang bayi yang akan segera diturunkan ke bumi untuk memenuhi kodratnya, menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan Sang Pencipta Langit dan Bumi.
“ Ya Tuhanku… hari ini Engkau akan mengirimkan hamba ke dunia, bagaimana saya akan hidup di sana ya Tuhanku… saya begitu kecil dan lemah.” Tanya si bayi.
Tuhan menjawab dengan lembut, “Wahai anakku.. Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu selamanya.”
“Tapi ya Tuhan.. di surga ini apa yang saya lakukan hanyalah tertawa dan bahagia, ini sudah lebih dari kebahagaiaan.” Kata si bayi kemudian.
Tuhan pun menjawab, “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu selalu wahai anakku, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, seperti matahari pagi yang senantiasa menghangatkan bumi, kamu akan jauh lebih bahagia.”
Si bayipun bertanya lagi,”Kalau di dunia bagaimana saya dapat berbicara dengan-MU ya Tuhanku.”
Sekali lagi Tuhan menjawab,”Malaikat pelindungmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa kepada-Ku.”
Si bayi bertanya lagi,”Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”
“Malaikat pelindungmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwa sekalipun.” Jawab Tuhan.
“Tapi saya akan bersedih karena tak bisa melihat Engkau lagi ya Tuhanku,” Tanya si bayi lagi.
“Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana kamu bisa kembali lagi kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu ada di sisimu,” jawab Tuhan.
Setelah mendapatkan semua jawabannya hati si bayi pun tenang, dengan lirih dia bertanya lagi,”Ya Tuhan… jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahu siapakah nama malaikat pelindung di rumahku nanti?”
Tuhan pun menjawab,” Kamu dapat memanggil malaikatmu…. IBU…”
“Kupersebahkan untuk Ibu ku yang telah melahirkanku, menjagaku setiap saat, terima kasih atas pelukan hangatmu, kasih sayangmu bagaikan langit dan laut yang tak berbatas, doamu adalah rohku, restumu adalah semangatku, senyummu adalah kebahagianku, selamanya engkaulah malaikatku, lilin yang selalu menerangi jalanku, sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas olehku, Ibu… maafkan aku atas semua salahku.”
Bayi kecil dan lemah yang telah Ibu besarkan Parama
Minggu, 21 Desember 2008
Law Atraction
Artikel yang saya buat kali ini adalah penggabungan dari apa yang saya pelajari dari buku The Secret – Rhonda Byrne, dengan apa yang telah diajarkan Ayah saya.
Seperti yang selalu orang tua kita katakan, “Wahai anakku, jangalah kau memikirkan hal yang tidak baik, jangalah kau ragu untuk berjalan, karena keraguan hanyalah pikiran kita, dan dari keraguan itu akan muncul suatu kegagalan.”
Kita lihat berawal dari pikiran dan visi hukum tarik menarik akan bekerja, berpengaruh terhadap perilaku, kinerja yang akhirnya akan menarik hal-hal yang luar biasa. Sekali lagi, apa yang kita pikirkan, adalah apa yang akan kita wujudkan, seluruh hidup kita adalah perwujudan dari pikiran-pikiran yang berlangsung dalam benak kita. Pikiran bersifat magnetis, dan pikiran memiliki frekuensi, apa yang kita pikirkan akan dikirim ke semesta, dan segala sesuatu yang dikirimkan akan kembali ke sumbernya.
Dalam dunia kedokteran ada yang namanya efek plasebo, yaitu sesuatu yang tidak berdampak dan berefek pada manusia, misalnya tablet gula. Ketika kita menerima resep dari dokter, apa yang ada dalam pikiran kita? Rasa percaya!! Menurut DR. John Demartini akal manusia/pikiran manusia (suggesti) adalah factor terbesar dalam seni penyembuhan, bahkan kadang-kadang lebih besar dari pada obat-obatan.
Kita adalah penguasa micro cosmos, dan macro cosmos akan menjawab semua perintah micro cosmos. Janganlah tertegun oleh visual yang telah muncul, jika visual tersebut adalah yang bukan kita inginkan. Raih tanggung jawab terhadap visual tersebut, kemudian lepaskan, pikiran-pikiran baru yang seperti kita inginkan akan muncul, rasakan dan resapi visualisasi tersebut, dan bersyukurlah bahwa segalanya sudah terjadi. Itulah proses defragmentasi manusia.
“Diri kita adalah akibat dari apa yang sudah kita pikirkan” Sidharta Gaotama (563 – 483 SM)
Jumat, 19 Desember 2008
Leadership
The concept of leadership means many things to many people. One person’s strong leader is another person’s dictator. People can be perceived as great and successful leaders in their work lives, yet their personal lives are a shambles. True leadership, whether personal or corporate, makes a positives difference.
As people live, work, and raise families in the rapidly changing world of the 21st century, faced with financial insecurity and myriad stresses, they look for leadership to calm them in the midst of change, to tell them “things will be all right”, and to promise a happy ending. But leadership isn’t that simple. Leaders who promise a simple panacea have too often brought repression and a denial of right with their “easy” solutions.
One possible solution to this problem of leadership demand hard work, but it does bring result. It required that you accept personal responsibility and give leadership your self guide by values not popularity.
We may scoff at this; we think we can’t be a leader. I believe we will be surprised at what we can accomplish once we’ve made a personal leadership commitment. It takes only two actions to become a leader:
- Develop the necessary skills.
- Overcome our greatest barrier – fear.
We can choose what leadership means to us. It may be volunteering to sit on the board of a community organization. It may mean being the first person to volunteer to raise money for a day care. It may be having the courage to challenge ethical in a business, a government department, or a nonprofit.
A leader’s value is in his ability to find the value of other. True leaders make a positive different in the lives of peoples around them. They invite a shared vision so everyone contributes wholeheartedly to the success of the team.
- Leader are solution oriented, they focus on the solutions, and not on the problems
- Leader gives by focusing on the important issues, not necessarily the urgent one. Leader encourages others to focus on the most important issues.
- Leader takes a long term approach, so their giving is sustainable, not burn it out.
- Leader spends their time in building relationships. The mist effective giving takes place when is truth and respect.
- Leader use guts feeling and sixth sense to their advantage. They serve with love and compassion.
- Leaders create an enabling environment in which everyone is given a chance to mature to his potential. They also create a fun environment.
Jika ingin membaca ebook tentang kepemimpinan, klik di bawah ini. GRATIS.
Rabu, 17 Desember 2008
My Own Way....
They look at me and ask why
I tell them I really don't know
But every man has a chance to reach for the sky
I have my own special way
Maybe I'll get there
With many different thoughts every day
I have many problems, I have to face
Some end in good, some in bad
But in every one
I never really end up mad
Sure I have been sad over many of them
But never, ever, really… really mad
I will never let myself get really tied up
And if I do, I drop it
Until I may return, not in a folly
But rather quite jolly
It definitely is my way
Gambar saya dapatkan dari Mr. IMS email